Menjadi teladan atau inspirasi, kedua-duanya memiliki peran penting dalam kehidupan kita. Namun, apakah menjadi teladan atau inspirasi yang lebih penting? Dalam kenyataannya, menjadi inspirasi lebih penting daripada menjadi teladan.
Menjadi teladan memang penting, namun, menjadi teladan seringkali membuat seseorang merasa terbebani. Sebagai teladan, seseorang harus selalu memperbaiki diri dan mengontrol tindakan serta kata-katanya agar tetap menjadi contoh yang baik bagi orang lain. Tugas ini tentu tidak mudah dan melelahkan.
Di sisi lain, menjadi inspirasi lebih mudah dan lebih santai. Seseorang hanya perlu menunjukkan kebaikan dan melakukan tindakan positif sebagai ekspresi pengabdian pada Allah Swt. Dengan demikian, seseorang dapat menginspirasi orang lain tanpa harus merasa terbebani dengan status sebagai teladan.
Tugas utama manusia adalah menginspirasi dan mewujudkan kebajikan sebagai bentuk pengabdian pada Allah Swt. Dalam hal ini, menjadi inspirasi merupakan cara yang lebih efektif dalam mencapai tujuan tersebut. Ketika seseorang menjadi inspirasi, ia akan memotivasi orang lain untuk melakukan tindakan positif dan mewujudkan kebaikan. Tidak hanya itu, menjadi inspirasi juga dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih baik, di mana setiap orang saling menginspirasi satu sama lain untuk melakukan hal yang baik.
Namun, menjadi inspirasi bukan berarti seseorang dapat mengabaikan nilai-nilai moral dan etika. Sebagai manusia, seseorang tetap harus menjalankan hukum agama, moral, dan etika. Namun, tindakan positif yang dilakukan seorang inspirator dilakukan semata-mata untuk Tuhan dan bukan untuk mencontohkan orang lain.
Dalam kesimpulannya, menjadi inspirasi lebih penting daripada menjadi teladan. Meskipun menjadi teladan juga memiliki peran penting, menjadi inspirasi dapat lebih efektif dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik. Jadi, buatlah tindakan positif dan jadilah inspirator yang baik bagi orang lain.