Waktu merupakan aset terbesar bagi manusia di muka bumi ini, harta dan tahta tidak akan ada gunanya lagi jika waktu hidup Anda hanya tinggal beberapa menit lagi. Meskipun Anda punya uang milyaran di bank, Anda tidak bisa membeli waktu agar hidup Anda bisa lebih panjang meskipun hanya 1 jam saja. Atau jikapun Anda seorang presiden sekalipun, Anda tidak bisa mengulur waktu kematian Anda. Kita semua sedang berjalan menuju akhir hayat kita masing-masing, sampai-sampai Allah Bersumpah Demi WAKTU.
Jika ada yang bertanya akan menjadi apakah ia nantinya? apakah ia bahagia atau sengsara maka jawabannya bisa dilihat dari sekarang, dia gunakan waktunya untuk apa saja. dari cara kita memanfaatkan waktu saja kita sudah bisa tebak nanti kita akan menjadi seperti apa?
Setiap orang memiliki kesempatan yang sama dalam sehari yaitu memiliki waktu 24 jam, kesempatan ini ada yang memanfaatkannya dengan benar-benar baik, dan ada orang menyia-nyiakannya. Allah telah memberikan kita daftar kegiatan yang harus kita lakukan dan yg tidak boleh kita lakukan setiap hari agar kita bisa selamat dunia dan Akhirat. Kita gunakan kemana waktu tersebut? apakah untuk hal-hal yang wajib dan sunnah? atau untuk hal-hal yang makruh bahkan haram?
Untuk mempermudah kita dalam memilah-milah waktu kita perlu melakukan pembagian waktu berdasarkan tingkat prioritas sehingga kita bisa menilai diri dengan mudah apakah dalam sehari ini kita sudah melakukan hal yang produktif atau hanya membuang-buang waktu saja. Berikut ini kuadran waktu berdasarkan Penting dan Mendesak:
- Penting Mendesak
- Penting Tapi Tidak Mendesak
- Tidak Penting Tapi Mendesak
- Tidak Penting dan TIdak Mendesak
Untuk lebih jelas kita gambarkan berdasarkan kuadran dibawah ini:
Kuadran I merupakan hal-hal yang penting yang tidak bisa ditunda lagi harus dikerjakan seperti Menghadiri Pemakaman Keluarga dekat, Bayar Hutang dsb.
Kuadran II merupakan kegiatan penting juga namun bisa kita Atur waktunya seperti Sholat, Baca buku, Ngaji, Mengerjakan Tugas-tugas, mengerjakan PR namun jika kegitan pada kuadran II ini di tunda-tunda maka pada akhirnya akan menjadi kegiatan Penting Mendesak pada kuadran I. Sehingga menjadwalkan kegiatan harian sangatlah penting. Orang yang produktif akan banyak membuat jadwal waktu mereka pada kuadran ini dengan menghilangkan kegiatan-kegiatan yang tidak penting dan tidak mendesak.
Kuadran III merupakan kegiatan yang harus segera dilakukan meskipun tidak terlalu penting seperti buang air dll.
kuadran IV merupakan kegiatan yang sama sekali tidak perlu kita lakukan yang tidak ada kaitannya dengan tujuan hidup kita seperti main game, facebookan berlama-lama, ngerumpi atau ngobrol pangjang lebar yang tidak ada arah tujuannya dan sebagainya.
Didalam Islam kita bisa memilah-milah kegiatan kita menjadi 5 bagian yaitu: Wajib, Sunah, Mubah, Makruh dan Haram. jadi selama 24 jam kita gunakan kemanakah waktu kita tersebut? lebih banyak di hal yang wajib dan sunnat atau makruh dan haram? dari situ saja kita sudah bisa ketahui bahwa kita nantinya calon bahagia atau calon sengsara?
Untuk lebih detailnya mari kita uraikan kegiatan harian kita berdasarkan hukum-hukum islam tersebut:
- Wajib diantaranya adalah: Salat Fardu, Bayar Zakat, Puasa Ramadha
- Sunah diantaranya: Zikir, Puasa, Tahajjud, Silaturahmi, Bekerja
- Mubah: Makan, Olah raga dll
- Makruh: Ke Mall, Wisata, Kuliner, Nongkrong, Ngabuburit,
- Haram: Tidak berbuat apa-apa, Mabok2an
SILAHKAH Anda tambahkan ke daftar tersebut kira-kira ada hal yang penting masukkan ke hal yg wajib dan sunah, sementara jika ada kegiatan yang tidak penting yg tidak ada kaitannya dengan pengembangan diri atau pemanfaatan kepada orang lain maka masukkan kedalam daftar 4 dan 5. Jika kegiatan Anda lebih banyak di poin 1 dan 2 maka otomatis kegiatan di 4 dan 5 akan semakin berkurang dan bahkan bisa kosong. maka Inilah tanda-tanda orang yang akan selamat Dunia dan Akhirat.
Bekerja disini bukan berarti Anda harus punya kerjaan tetap di sebuah perusahaan atau kantor, Maksudnya disini adalah Anda berbuat apapun yang sifatnya produktif, apakah itu gotong-royong, menulis, mengajar, yang pada intinya Anda tidak berbuat apa-apa.